Filosofi batik kawung tak bisa dipisahkan dari konsepnya yang klasik. Namun kini, di tangan para kreator seni, motif ini dibentuk dengan konsep modern yang bisa dipakai oleh semua kalangan. Dari remaja hingga dewasa. Bahkan, pola ini juga cocok dipakai oleh balita.
Kamu pun bisa mulai mempertimbangkan motif ini sebagai salah satu pola untuk dipakai di acara khusus. Karena ketersediaan motifnya beragam dan warnanya pun kece-kece.
Namun agar lebih kenal dengan batik ini, baca dulu sejarah atau asal, filosofi, dan pilihan motifnya yang beraneka macam berikut ini.
Asal batik kawung
Batik ini konon sudah ada sejak abad ke-13. Dalam catatan sejarah tertulis dua sumber berbeda mengenai lahirnya motif batik nusantara ini. Yang pertama mengatakan bahwa motif ini dibuat oleh seorang sultan Mataram. Yang kedua mengatakan bahwa pola ini digambar oleh ibu dari seorang pemuda desa.
Cerita versi pertama hanya menyebut bahwa pola ini diciptakan oleh seorang sultan yang diilhami dari pohon aren yang juga kita kenal sebagai kolang-kaling.
Sedangkan cerita versi kedua jauh lebih kompleks. Konon ada seorang pemuda yang begitu berwibawa dan sangat disegani oleh kaum di sekitarnya. Dia sangat santun dan bijak.
Kemasyhuran pemuda ini sampai di kalangan kerajaan. Pihak kerajaan pun mengutus telik sandi (mata-mata) untuk mengamati pemuda desa tersebut dan akhirnya memanggilnya ke kerajaan.
Sang ibu dari pemuda yang tahu bahwa anaknya mendapat kehormatan dipanggil oleh raja ingin mempersiapkan penampilan terbaik buat anaknya. Diciptakanlah motif batik kawung yang mengandung harapan agar anaknya tak lupa asalnya, bisa menjaga hawa nafsunya dengan baik, dan berguna bagi masyarakat.
Setelah beberapa waktu di kerajaan dan menunjukkan beberapa prestasi, diangkatlah sang pemuda menjadi seorang adipati. Saat pengangkatannya, dia memakai batik pemberian ibunya.
6 Filosofi batik kawung
Bentuk batik kawung menyerupai buah kolang-kaling. Tersusun secara geometris dan rapi. Semua lengkungannya memiliki filosofi yang mendalam.
Kesucian dan umur panjang
Selain disebut menyerupai bentuk kolang-kaling, bentuk kawung juga dinilai mirip dengan bunga lotus atau teratai. Bunga ini memiliki makna tentang kesucian dan panjang umur.
Asal usul manusia
Bentuk geometrisnya yang menyerupai kawung (buah kolang-kaling) mengisyaratkan tentang ajaran asal mula manusia. Hal ini sebagaimana diajarkan dalam budaya Jawa.
Batik ini dibuat agar pemakai bisa selalu ingat akan asal usulnya.
Pemimpin yang adil dan perkasa
Pada zaman dahulu kala, motif ini konon hanya dikenakan di kalangan kerajaan. Mereka yang mengenakan pola ini berarti memiliki perilaku yang baik, bisa menjaga hawa nafsu dan hati nurani, perkasa, dan adil dalam setiap langkah yang diambil.
Jadi orang yang berguna bagi siapa saja
Konon, pola ini terinspirasi dari pohon aren. Pohon sejuta manfaat. Dari pohon, daun, nira, dan seluruh bagian pohonnya bisa bermanfaat untuk umat.
Maka dari itu, filosofi batik kawung selanjutnya adalah agar manusia yang mengenakannya bisa menjadi pribadi yang berguna buat siapa saja layaknya pohon aren tersebut.
Manusia yang unggul
Makna lain dari pola klasik ini adalah pemakainya bisa menjadi pribadi yang bisa diandalkan dan diunggulkan.
Mengandung arti persatuan
Bentuk geometrisnya berupa 4 bulatan yang menyatu. Layaknya ungkapan Jawa papat madhep limo pancer yang memiliki arti empat titik berhadapan dengan titik kelima sebagai pusatnya.
Maknanya adalah seluruh titik ini bergabung untuk menciptakan kekuatan semesta. Dengan bersatu maka kekuatan yang didapatkan akan lebih besar.
Batik kawung modern dan klasik
Meski terlihat sama, ternyata ada penggolongan pola tersendiri pada motif batik ini. Terdapat tiga klasifikasi gambar yang terkenal, yakni kawung picis, bribil, dan sen.
Penggolongan ini didasarkan pada bentuk dan ukuran mata uang. Picis setara dengan sepuluh senyang yang ukurannya kecil. Bribil setara dengan setengah sen. Sedangkan sen berbentuk bulat dan ukurannya paling besar sendiri.
Filosofi batik kawung sangat keren. Kamu bisa mencoba mengenakan motif ini di hajatan. Jangan lupa untuk memilih versi modern dengan pola-pola yang kamu sukai, yakni picis, bribil, atau sen. Pilihlah warna yang sesuai dengan karakter kamu!