Setiap wanita dewasa akan mengalami menopause yang secara singkat diartikan jika wanita tersebut sudah tidak mengalami siklus menstruasi. Menopause banyak terjadi pada wanita di usia 40an yang sudah tidak mengalami menstruasi hingga 12 bulan berturut-turut.
Jika Anda mengalami gejala menopause seperti tidak kunjung datang bulan dalam kurun waktu yang lama, Anda bisa melakukan konsultasi dan tanya dokter untuk mengetahui diagnosis yang tepat dan perawatan yang perlu dilakukan.
Sedang mencari informasi seputar pengertian, penyebab, serta gejala menopause? Simak artikel ini hingga akhir.
Pengertian Menopause
Apa sebenarnya arti dari menopause? Menopause adalah kondisi dimana seorang wanita dewasa tidak lagi mengalami menstruasi. Penyebab utamanya adalah folikel sel telur sudah tidak aktif. Sedangkan ciri utama dari menopause adalah tidak adanya siklus menstruasi selama 12 bulan berturut-turut dari bulan terakhir menstruasi.
Menopause juga menjadi tanda bahwa seorang wanita sudah tidak lagi berada di usia produktif. Lalu, berapa usia menopause normal? Rata-rata, usia wanita yang mengalami menopause adalah pada rentang usia 43-57 tahun. Usia menopause tentunya tidak sama pada setiap wanita, sehingga sulit diprediksi.
Usia menopause juga dipengaruhi oleh keturunan. Umumnya, seorang wanita akan mengalami menopause pada usia yang tidak jauh dari usia menopause sang ibu.
Penyebab Menopause
Menopause adalah proses alami yang akan dialami setiap wanita saat bertambah usia. Saat menopause, tubuh akan mengurangi produksi hormon estrogen dan progesteron. Menopause dapat dijadikan tanda bahwa seorang wanita sudah tidak berada di usia produktifnya.
Namun, ada pula istilah menopause dini yang disebabkan oleh beberapa intervensi medis yang dapat menyebabkan produksi hormon menurun. Penurunan produksi kedua hormon ini akan menyebabkan ovulasi akhirnya berhenti dan sel telur tidak aktif.
Selain itu, ada beberapa penyebab menopause dini lainnya, sebagai berikut:
- Primary ovarian insufficiency atau kondisi yang disebabkan oleh masalah genetik atau penyakit autoimun yang membuat indung telur tidak berfungsi. Namun, kondisi ini sangat jarang ditemukan, hanya sekitar 1% dari wanita di dunia.
- Histerektomi, atau operasi pengangkatan rahim yang dapat menyebabkan menopause lebih awal. Namun, menopause juga dapat terjadi setelah histerektomi jika indung telur ikut diangkat.
- Pengobatan kanker rahim, seperti kemoterapi atau radioterapi yang dapat merusak indung telur dan menyebabkan menopause dini. Namun, risiko menopause dini tergantung pada obat kemoterapi yang digunakan, lokasi radioterapi, dan usia penderita saat pengobatan.
Tanda-Tanda Menopause
Tanda menopause yang paling banyak diketahui adalah pada saat seorang wanita sudah berhenti menstruasi. Tidak hanya itu saja, ada pula beberapa tanda-tanda menopause lainnya seperti:
- Adanya perubahan dalam siklus menstruasi. Menstruasi dapat terjadi dalam rentang waktu yang lebih pendek atau panjang, lebih banyak atau lebih sedikit, atau tidak menstruasi sama sekali,
- Hot flashes atau mudah merasa gerah dan panas, sehingga mudah berkeringat,
- Keringat di malam hari,
- Kekeringan pada vagina,
- Pola tidur yang terganggu,
- Perubahan mood, seperti depresi atau mudah tersinggung,
- Nyeri saat sedang melakukan hubungan seksual,
- Infeksi saluran kemih,
- Inkontinensia urin atau mengalami beser,
- Tidak adanya minat pada hubungan seksual,
- Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang,
- Masalah dengan konsentrasi dan daya ingat, dan
- Perubahan pada fisik seperti mengalami rambut rontok, kulit kering, payudara yang menjadi kendur, sendi yang terasa nyeri dan kaku, penurunan massa otot dan tulang, dan peningkatan berat badan.
Pada saat mengalami gejala-gejala ini disebut dengan masa perimenopause atau masa transisi yang dialami wanita saat akan memasuki periode menopause.
Diagnosa Menopause
Diagnosa menopause oleh dokter akan dilakukan pada wanita yang sudah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan berturut-turut. Menopause biasanya didahului oleh perubahan selama masa perimenopause atau mengalami gejala-gejala yang sudah disebutkan di atas.
Dokter dapat melakukan diagnosa menopause berdasarkan usia, riwayat klinis, dan gejala yang dialami pasien. Namun, untuk memastikan diagnosis agar lebih akurat, atau bila ada kecurigaan ada penyebab lain dari menopause, dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk memeriksa kadar hormon dalam tubuh. Beberapa yang dites, seperti estradiol, follicle-stimulating hormone (FSH), dan thyroid-stimulating hormone (TSH).
Dari tes ini dapat diketahui bahwa tingkat estradiol yang rendah dalam darah dan kadar FSH yang meningkat adalah tanda menopause. Tingkat TSH diuji untuk memastikan bahwa pasien tidak mengalami hipotiroidisme, yang dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan menopause.
Apa Yang Harus Dilakukan?
Satu hal yang perlu Anda ingat adalah bahwa menopause merupakan bagian normal dari perjalanan hidup wanita dan bukan penyakit yang harus diobati. Namun, mendapatkan terapi mungkin diperlukan dan dapat membantu jika gejala menopause dirasa mengganggu atau semakin parah.
Mengubah gaya hidup dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan yang disebabkan oleh gejala menopause, seperti menambahkan makanan yang kaya akan kalsium, menghindari alkohol dan kafein, berhenti merokok, melakukan olahraga secara teratur, dan mengurangi stres. Pil kontrasepsi juga dapat dimasukkan dalam resep obat untuk mengurangi gejala menopause.
Jika gejala menopause semakin mengganggu, terapi hormonal dengan estrogen dan progesteron mungkin diperlukan. Terapi ini tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, patch, Hormone Replacement Therapy (HRT), atau terapi hormonal lokal (vagina). Terapi hormonal dapat meminimalisir gejala hot flashes dan kekeringan pada vagina.
Itulah informasi seputar menopause yang terjadi pada wanita dewasa yang sudah tidak dalam usia produktif. Ini merupakan hal yang normal dan akan terjadi di suatu saat di hidup setiap wanita. Sehingga, Anda tidak perlu khawatir. Segera kunjungi dokter jika ada gejala-gejala tidak lazim yang muncul.