Ambon, Indonesia muncul sebagai salah satu tujuan yang terlalu sulit untuk dijangkau. Tetapi dengan provinsi Maluku memiliki 75-plus pelabuhan dan lebih dari 20 bandara yang menghubungkan berbagai pulaunya, yakinlah di mana ada kemauan di sana.
Tidak hanya Ambon sebagai ibu kota provinsi Maluku, daerah ini kaya dengan sejarah, budaya dan makanan enak. Selain itu, juga dikelilingi oleh banyak pulau tropis, termasuk Pulau Saparua yang luar biasa. Jadi kamu akan menemukan banyak hal untuk dilihat dan dilakukan di Ambon.
Untuk terbang ke Ambon, tersedia banyak sekali rute dari Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Salah satu yang patut diperhitungkan adalah mengecek tiket Citilink terbaru.
Kenapa Citylink karena maskapai ini telah dikenal dengan keramahan layanan, kualitas armada penerbangan serta harga kompetitif, menjadikan maskapai ini sebagai pilihan yang tepat untuk berkelana ke seluruh penjuru Indonesia.
1. Pulau Saparua
Lakukan Perjalanan Seharian ke Pulau Saparua, yang berjarak relatif dekat dengan Ambon, sekitar 40 kilometer. Perjalanan sehari dapat dengan mudah diatur melalui pemandu wisata lokal atau agen.
Setelah melihat Pulau Saparua, kamu mungkin ingin tinggal lebih lama, karena tidak hanya menarik, namun juga indah. Ada beberapa akomodasi serta restoran di daerah Saparua Town dan penduduk setempat akan menyambut Anda dengan ramah.
2. Monumen Christina Martha Tiahahu
Di sini, kamu akan melihat monumen seorang prajurit wanita, menunggangi bukit yang indah mengesankan dalam dirinya.
Tetapi, Christina Martha Tiahahu bukan hanya salah satu pejuang kemerdekaan Maluku yang disegani, dia juga diketahui baru berusia 18 tahun ketika meningga di medan tempur.
Sejak itu, ia secara resmi telah dianugerahi gelar Pahlawan Indonesia untuk menghormati keberaniannya.
Christina bertempur dengan ayahnya melawan Belanda dan juga dengan Kapitan Pattimura yang terkenal, pada tahun 1871, ketika dia memimpin serangan terhadap Fort Duurstede di Pulau Saparua.
Prajurit yang bangga ini meninggal pada 2 Januari 1818, akibat aksi mogok makan yang diinduksi sendiri setelah penangkapannya oleh Belanda, dan dijatuhi hukuman pengasingan di Jawa.
3. Pantai Namalatu
Jika kamu menyukai liburan pesisir, beberapa pantai di Ambon layak untuk dikunjungi. Pantai Namalatu yang indah terletak sekitar 15 kilometer dari kota Ambon di desa Latulahat. Dengan beberapa meja dan bangku berpayung, pantai ini merupakan tempat yang indah untuk kegiatan piknik.
Air yang jernih dan bebatuan karang yang juga lebat, memudahkan penjelajahan air laut pasang surut.
Terletak di desa Suli, sekitar 25 menit dari Bandara Pattimura, Pantai Natsepa, dengan pasir putih dan perairan yang tenang, sangat cocok untuk keluarga dengan anak-anak.
Tapi destinasi yang layak dikunjungi segera adalah Hunimua Beach, di mana telah mendapatkan penghargaan untuk yang paling indah di Indonesia oleh United Nation Development Programme (UNDP) pada 1990. Ini juga dikenal sebagai Liang Beach karena terletak di Desa Liang sekitar 35 kilometer dari kota Ambon.
4. Gong Perdamaian Dunia
Gong Perdamaian Dunia yang asli memiliki beberapa penjelasan dan garis waktu, termasuk bahwa rancangannya didasarkan pada gong tertentu dari Jepara. Gong ini pertama kali dipukul pada 31 Desember 2002.
Dari sana, gong tersebut memulai perjalanan keliling dunia sebagai pertunjukan perdamaian. Beberapa duplikasi gong telah dibuat untuk pameran permanen di berbagai lokasi di seluruh dunia.
Salah satu lokasi tersebut adalah Ambon, Maluku. Terletak di sebelah Taman Pattimura, Gong Perdamaian Dunia memiliki makna yang lebih dekat dengan pengalaman kota itu menghadapi konflik seteru yang panas di masa lalu.
Gong Perdamaian Dunia di Ambon didirikan pada tahun 2009 sebagai pengingat atas tercapainya perdamaian sejak terjadinya kerusuhan sipil yang mengerikan pada 25 Desember 1999.
5. Mengunjungi Pemakaman Perang Dunia II
Pemakaman Perang Ambon menampung sisa-sisa lebih dari 1900 prajurit yang tewas dalam Pertempuran Ambon, selama invasi Jepang ke Perang Dunia II.
Sebuah peringatan juga berdiri di sebuah situs, yang sebelumnya dikenal sebagai tawanan kamp perang, dengan nama lebih dari 400 tentara dan angkatan udara yang hilang terdaftar.