Pemberian gelar Pahlawan Nasional Indonesia mulai ditetapkan oleh Presiden sejak tahun 1959. Perubahan terus terjadi hingga pemberlakuan pada Undang-undang No 20 tahun 2009 tentang pemberian gelar pahlawan nasional. Pada Undang-undang itu dijelaskan bahwa gelar pahlawan nasional sudah mencakup terhadap seluruh gelar yang telah diberikan dan diterima oleh ahli waris sebelumnya.
Definisi Dari Pahlawan Nasional Indonesia Yang Berlaku
Secara umum pengertian dari Pahlawan Nasional Indonesia adalah individu yang melakukan perjuangan untuk melawan tindakan penjajahan di wilayah yang sudah masuk dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan gugur dalam menjalankan misi untuk mempertahankan wilayah itu dari para penjajah.
Selain itu, pengertian lain dari pahlawan nasional merupakan orang yang selama masa hidupnya melakukan berbagai kegiatan atau tindakan yang memiliki sifat pahlawan dan bela negara sehingga menghasilkan prestasi atau karya yang luar biasa. Karya itu juga akan memberikan pengaruh terhadap kepentingan orang banyak atau masyarakat luas.
Kriteria Pemberian Gelar Pahlawan Nasional Indonesia
Pemberian gelar Pahlawan Nasional Indonesia tentu saja tidak dilakukan dengan sembarangan. Apalagi gelar ini juga sudah diatur melalui Undang-undang yang berlaku. Selain itu, lembaga yang berhak melakukan verifikasi terhadap pemberian gelar hanya melalui Kementrian Sosial. Hingga kini kementrian sosial juga sudah menetapkan beberapa kriteria khusus bagi personal atau individu yang bisa mendapatkan gelar pahlawan nasional.
Tentu saja kriteria itu diberlakukan dengan memperhitungkan seluruh aspek terhadap perjuangan yang sudah dilakukan. Berikut ini ada beberapa kriteria dalam pemberian gelar pahlawan nasional oleh Kementrian Sosial seperti:
Mempimpin Perjuangan
Salah satu kriteria yang menjadi bahan pertimbangan adalah individu sebagai pemimpin dalam perjuangan bersenjata secara langsung. Selain itu, individu juga termasuk melakukan perjuangan melalui kegiatan dalam bidang politik dan lainnya yang bertujuan untuk merebut, mempertahankan kemerdekaan. Hal ini juga memiliki satu tujuan yaitu persatuan dan kesatuan bangsa pada masa kemerdekaan.
Melahirkan Gagasan Penting
Kriteria lain yang juga menjadi pertimbangan tentu saja melahirkan berbagai gagasan atau pemikiran yang sangat besar dan memiliki pengaruh terhadap kehidupan bernegara dan berbangsa. Selain itu, seluruh pemikiran yang dihasilkan juga memberikan dampak pada pembangunan masyarakat untuk jangka waktu yang sangat lama.
Menghasilkan Karya Besar
Individu yang masuk dalam kategori ini dianggap menghasilkan karya besar dan memberikan manfaat yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat secara luas. Seluruh karya juga akan membuat harkat dan martabat bangsa semakin lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Perjuangan Melebihi Tugas Dan Tanggungjawab
Kriteria lain juga mencakup perjuangan yang dilakukan individu dianggap melebihi tugas dan tanggungjawab yang diemban selama masa tugas dan hidupnya. Perjuangan itu juga dilakukan dalam waktu yang cukup lama hingga akhir hayat hidup individu.
Jangkauan Perjuangan Yang Sangat Luas
Ini merupakan kriteria dari dampak perjuangan yang dilakukan. Individu yang masuk kriteria ini memberikan dampak perjuangan dengan jangkauan yang sangat luas. Bahkan, dampak yang dihasilkan juga bersifat nasional atau menyeluruh pada seluruh wilayah Republik Indonesia.
Memiliki Akhlak Yang Baik
Tentu saja individu yang masuk dalam kriteria ini harus memiliki akhlak dan moral yang sangat baik sehingga tidak melanggar norma yang berlaku.
Selama Masa Hidup Tidak Melakukan Perbuatan Tercela
Kriteria lain adalah selama masa hidup dari individu yang melakukan perjuangan dalam membela negara tidak melakukan perbuatan tercela atau melanggar hukum yang berlaku. Perbuatan tercela dianggap bisa merusak nilai dari seluruh perjuangan yang dilakukan dalam waktu yang sangat lama.
Tidak Pantang Menyerah Dalam Berjuang
Ini merupakan kriteria yang berkaitan dengan semangat juang dari individu yang tidak mudah menyerah dalam merebut hingga mempertahankan kemerdekaan. Semangat juang seperti ini juga masuk dalam kegiatan bela negara yang berlaku dalam jangka waktu yang lama.
Daftar 15 Pahlawan Nasional Indonesia Yang Wajib Kamu Tahu
Hingga kini sudah banyak daftar dari Pahlawan Nasional Indonesia yang harus kamu ketahui. Selain itu, masing-masing dari pahlawan nasional itu juga memiliki sejarah yang berkaitan dengan perebutan wilayah dari penjajah hingga mempertahankan hingga kemerdekaan. Para pahlawan ikut ambil bagian dalam melepaskan belenggu penjajahan yang dianggap menyiksa rakyat banyak.
Bahkan, sebagian besar dari gagasan dan pemikiran pahlawan ini masih berlaku dan memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan bernegara dan berbangsa. Berikut ini ada 15 Pahlawan Nasional Indonesia yang harus kamu ketahui seperti:
Ir. Soekarno
Salah satu dari pahlawan nasional yang wajib kamu ketahui adalah Ir. Soekarno. Ini merupakan salah satu dari Founding Fathers yang menggagas tentang kemerdekaan Republik Indonesia. Ir. Soekarno yang lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya juga membaca naskah Proklamasi yang menjadi awal kemerdekaan Indonesia.
Dirinya juga ikut dalam merumuskan konsep dasar negara Indonesia yaitu Pancasila yang saat ini mempengaruhi kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Tokoh proklamator ini menjadi presiden Indonesia yang pertama dan merumuskan berbagai gagasan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Bahkan, banyak sejarahwan menilai Soekarno merupakan politisi cerdas dan orator ulung.
Mohammad Hatta
Ini merupakan salah satu tokoh proklamator yang juga menjadi wakil presiden Indonesia yang pertama. Pria yang lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi ini memiliki julukan Bung Hatta. Hal ini dikarenakan berbagai gagasan dan pemikiran yang juga ikut ambil bagian dalam mempertahankan kemerdekaan.
Bahkan, Bung Hata juga masuk dalam kategori ekonom yang sangat andal karena berhasil merumuskan ilmu ekonomi kerakyatan melalui Koperasi. Ini yang membuat dirinya mendapatkan gelar sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Seluruh pemikiran dan gagasan yang dihasilkan juga memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat Indonesia pada masa awal kemerdekaan.
Ahmad yani
Pahlawan nasional lain yang harus kamu ketahui adalah Jenderal Ahmad Yani. Ahmad Yani lahir pada 19 Juni 1922 di Jenar. Dirinya mulai ikut wajib militer yang dilakukan pada tahun 1940 melalui program yang diberlakukan oleh pemerintah Hindia Belanda. Selanjutnya, dirinya melanjutkan sekolah dengan mempelajari Topografi di Malang pada 1942.
Sayangnya, kegiatan belajarnya terganggu hingga dirinya dan keluarga harus pindah akibat tentara Jepang yang datang. Setahun kemudian, Ahmad Yani ikut dalam Peta atau Pembela Tanah Air dan kemudian melanjutkan latihan militer di Magelang. Ahmad Yani juga dikenal sebagai pahlawan revolusi yang gugur dalam aksi penculikan pada 30 september 1965.
Cut Nyak Dien
Salah satu tokoh perjuangan wanita yang juga menjadi pahlawan nasional adalah Cut Nyak Dien. Tokoh perempuan yang lahir pada 1984, tepatnya di Lampadang. Semangat perjuangan yang dilakukan Cut Nyak Dien memang menjadi pelopor para pejuang pada saat itu.
Apalagi dirinya turut berperang melawan penjajahan sejak usia 24 tahun. Bahkan, dirinya juga ikut berjuang bersama dengan suami yaitu Teuku Umar yang pada akhirnya gugur pada 11 Januari 1899. Hingga kini nama Cut Nyak Dien juga diabadikan sebagai bandara udara di Meulaboh. Cut Nyak Dien gugur pada 6 November 1908.
Cut Mutia
Tokoh wanita lain yang ikut berjuang di tanah Rencong adalah Cut Mutia. Gelar pahlawan nasional diberikan kepada dirinya karena ikut berjuang melawan penjajahan Belanda selama masa hidupnya. Cut Mutia yang dilahirkan pada 1970 di Keureutoe melakukan perjuangan bersama dengan suaminya yaitu Teuku Tjik Tunong. Namun, pada akhirnya suaminya harus gugur dalam pertempuran.
Setelah itu, Cut Mutia menikah lagi dengan Pang Nanggroe dan bergabung pada kelompok perjuangan lain dipimpin oleh Teuku Muda Gantoe. Pada saat melawan Belanda di Paya Cirem, kelompok pejuang wanita yang dipimpin Cut Mutia memisahkan diri ke hutan sedangkan Pang Nanggroe tetap melanjutkan perjuangan hingga gugur pada 26 September 1910.
Kartini
Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara. Dirinya merupakan seorang keturunan ningrat yang juga memiliki pemikiran sangat moderat pada masa itu. Bahkan, selama masa hidupnya Kartini terus melakukan perjuangan terhadap persamaan hak pada wanita yang ada di Indonesia. Gagasan dan pemikiran yang dimiliki Kartini terus diupayakan untuk merubah pola pikir yang ada pada masyarakat tentang perbedaan gender yang dianggap sangat mencolok pada masa itu.
Kartini menikah dengan pejabat daerah yaitu Bupati Rembang yaitu Singgih Djojo Adhiningrat pada November 1903. Pejabat itu merupakan seorang pria yang sudah memiliki 3 istri. Namun, hal itu tidak menyurutkan dirinya untuk melanjutkan perjuangan dengan mendirikan sekolah perempuan di wilayah sekitar tempat tinggalnya. Kartini meninggal pada 17 September 1879 pada usia 25 tahun. Namun, pemikiran tentang persamaan hak perempuan tetap ada hingga kini.
Jenderal Soedirman
Pahlawan nasional lainnya adalah Jenderal Soedirman. Dirinya merupakan tokoh pergerakan dan perjuangan yang dikenal dengan taktik perang gerilya. Jabatan yang pernah dimilikinya yaitu Jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman. Gelar yang diberikan itu tentu saja dari jasa saat melakukan revolusi Tentara Nasional Indonesia.
Perang gerilya yang dilakukan juga memberikan dampak yang besar terhadap perjuangan kala itu. Salah satu perang yang pernah dilakoni dirinya dan pasukan adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 yang terjadi di Yogyakarta. Dirinya wafat pada 29 Januari 1950 saat berusia 34 tahun.
Ki Hajar Dewantara
Pahlawan nasional ini memiliki nama lengkap Raden Soewardi Soerjaningrat. Ki Hajar Dewantara juga dikenal sebagai aktivis perjuangan pada masa penjajahan Belanda. Dirinya kerap melakukan perjuangan melalui pemikiran dan gagasan dalam bidang pendidikan. Salah satu kegiatan dalam perjuangan yang dilakukan dengan mendirikan Perguruan Tinggi Taman Siswa Yogyakarta.
Tujuan dari pendirian lembaga pendidikan ini untuk memberikan hak pendidikan bagi kaum pribumi yang tidak mendapatkan pendidikan yang wajar dari pemerintah Belanda. Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889 yang juga diperingati sebagai hari pendidikan nasional.
Pangeran Diponegoro
Tokoh perjuangan lain pada masa penjajahan adalah Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro lahir pada 25 November 1785 di Yogyakarta. Dirinya merupakan putra pertama dari Sultan HB III sekaligus memiliki jabatan sebagai Raja Kesultanan yang ketiga. Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan langsung kepada Belanda bersama dengan raykat dari mulai tahun 1825 hingga tahun 1830.
Perjuangan yang dilakukannya terus berlanjut untuk melawan tindakan penjajahan yang dilakukan Belanda di Yogyakarta. Pangeran Diponegoro wafat pada 8 Januari 1855 dan mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional diberikan pada 6 November 1973.
Pattimura
Pahlawan nasional ini merupakan tokoh perjuangan yang berasal dari Maluku. Nama asli dari Pattimura adalah Thomas Matulessy. Sebagian orang pada masa itu memberikan sebutan khusus yaitu Kapiten Pattimura. Dirinya lahir pada 8 Juni 1783 di Maluku dan menjadi pemimpin perjuangan dan pasukan yang melawan penjajahan pada masa itu. Salah satu perang besar yang dipimpin Kapiten Pattimura terjadi pada 1817.
Pattimura memiliki semangat yang besar untuk melawan penjajah dan ikut dalam menyatukan rakyat Kerajaan Tidore dan Ternate. Perang yang paling terkenal dan sangat ganas terjadi di Maluku disebut juga dengan Perang Pattimura. Strategi perang yang dilakukan juga sangat berhasil karena dirinya juga pernah menjadi sersan militer Inggris.
Sultan Hassanuddin
Ini merupakan salah satu tokoh perjuangan yang juga menjadi penguasan kerajaan Islam Gowa paling besar di wilayah Timur. Kekuasan Sultan Hassanuddin berlaku hingga abad ke-16. Tokoh perjuangan yang lahir pada 12 Januari 1631 juga melakukan perlawan terhadap penjajahan yang dilakukan oleh Belanda. Kerajaan yang dipimpin dirinya menentang aksi monopoli yang kerap dilakukan VOC dan Belanda.
Hingga perjuangan dalam menentang VOC mengakibatkan dirinya gugur pada 12 Juni 1670 pada saat berusia 39 tahun. Dirinya berhasil membakar semangat rakyat untuk menentang sistem perdagangan yang merugikan rakyat kerajaan Gowa.
Tan Malaka
Aktivis kemerdekaan ini merupakan salah satu tokoh perjuangan yang menghasilkan banyak pemikiran dan gagasan dalam menentang penjajahan. Bahkan, Tan Malaka juga menjadi salah satu pendiri partai Murba sebagai awal perjuangan dirinya untuk melawan Belanda.
Tan Malaka yang lahir pada 2 Juni 1897 tepatnya di Nagari Pandam Gadang, Sumatera Barat. Dirinya juga masuk dalam golongan bangsawan yang berasal dari sang ibunda. Gelar bangsawan yang dimilikinya yaitu Datuk Sultan Malaka. Seluruh gagasan dan hasil pemikirannya juga digunakan untuk membentuk sebuah negara yang merdeka hingga berdaulat.
John Lie
Pahlawan nasional lain yang ikut dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah John Lie. Tokoh perjuangan ini lahir pada 9 Maret 1911 di Manado dan berasal dari keluarga Tionghoa. Dukungan John Lie terhadap pergerakan perjuangan kemerdekaan sangat besar karena ikut ambil bagian dalam proses pembersihan ranjau yang ditanam oleh pasukan Jepang untuk menghalau pasukan sekutu.
Tindakan pemberani yang dilakukan John Lie akhirnya membuat dirinya mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Mayor. Bahkan, tindakan pemberani dari John Lie dilakukan saat menembus blokade di laut dengan menggunakan kapal motor untuk menghalau angkatan laut Belanda.
Bung Tomo
Ini merupakan tokoh perjuangan yang ikut dalam peperangan Surabaya. Bung Tomo sangat dikenal dengan semboyan Merdeka atau Mati. Semboyan ini yang membakar semangat para rakyat Surabaya untuk melawan penjajahan.
Dirinya melakukan perlawanan terhadap tentara NICA Belanda yang datang ke Surabaya untuk melakukan penjajahan pada 10 November. Pertempuran berdarah itu melibatkan hampir seluruh rakyat Surabaya. Tanggal itu juga yang dikenal saat ini sebagai hari pahlawan.
I Gusti Ngurah Rai
Tokoh perjuangan ini merupakan Kolonel TNI Anumerta I yang ikut dalam melawan penjajahan di daerah Bali. I Gusti Ngurah Rai lahir pada 30 Januari 1917, tepatnya di salah satu desa di Badung, Bali. Perjuangan dirinya juga ikut dalam melawan penjajahan.
Sayangnya, dirinya harus wafat pada usia yang masih relatif muda pada 29 tahun, tepatnya 20 November 1946.