Djakarta Warehouse Project (DWP) kembali digelar di Indonesia untuk yang ke-10 kalinya. Pada ulang tahunnya yang ke-10 ini, DWP diberi nama DWPX. Sederet bintang dunia dijadwalkan tampil memeriahkan acara ini, termasuk penyanyi asal Kanada yang juga mantan kekasih Selena Gomez, The Weeknd, DJ Snake, Major Lazer Soundsystem, Alesso, Armin Van Buuren, , RL Grime, Porter Robinson, dan Afrojack.
Namun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang selalu diselenggarakan di Jakarta, tahun ini festival electronic dance music (EDM) memilih Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), sebagai tempat gelaran festival.
Pemindahan lokasi DWP dari Jakarta ke Bali tentu saja mengundang banyak pertanyaan. Berbagai spekulasi pun merebak, mulai protes dari ormas tertentu hingga isu politik seputra Pemilu. Penasaran apa sebenarnya yang melatarbelakangi kepindahan lokasi penyelengaraan festival dance musik terbesar di Asia ini dari Jakarta ke Bali? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
1. DWP adalah global brand
Dalam konferensi pers di Blowfish, Jakarta Selatan, pada Rabu (3/10/2018), Sarah Deshita, selaku Brand Manager Ismaya Live menyebutkan bahwa DWP merupakan brand global. Jadi, meskipun namanya Djakarta Warehouse Project, tidak menutup kemungkinan untuk menyelenggarakan festival di luar Jakarta. Menurut Sarah, DWP akan terus memperluas jaringan bahkan berencana melakukan ekspansi hingga ke Cina.
“Kami juga pengin kasih tahu ke orang-orang bahwa DWP itu global brand dan kami mau bikin anywhere. Jadi, enggak menutup kemungkinan DWP selanjutnya di Makassar atau Surabaya,” paparnya.
2. Pembangunan GWK sudah selesai
Opsi Bali sebagai tempat penyelengaraan DWP rupanya sudah mencuat tahun 2017 lalu. Namun karena Taman Garuda Wisnu Kencana pada waktu itu masih dalam proses pembangunan, pelaksaaannya baru bisa direalisasikan pada tahun ini.
“Terus, GWK udah selesai pembangunannya, jadi I think ini best moment menggelar DWP di Bali. Ya udah deh, kami coba aja membuat experience baru dan kebetulan GWK available,” ujar Sarah.
Kebetulan tanggal pelaksanaan festival tidak berbentrokan dengan jadwal lain GWK sehingga acara bisa dilangsungkan di sana.
3. Menghormati suasana kampanye di Jakarta
Pemilihan Presiden 2019 menjadi pertimbangan tersendiri bagi pihak penyelenggara DWP untuk memilih lokasi gelaran di luar Jakarta. Sebagai bentuk penghormatan terhadap suasana kampanye menjelang pilpres penggeseran ke Bali dianggap sebagai pilihan yang tepat.
Pengunjung festival diharapkan merasa aman dan nyaman karena tidak terganggu oleh panasnya isu politik di ibu kota.
4. Protes dari sekelompok massa
Seperti di ketahui, penyelengaraan DWP pada tahun lalu sempat ternodai dengan kedatangan sekelompok massa yang tidak terima jika festival musik dance itu berlangsung di Jakarta. Mereke memprotes masalah perbedaan budaya dan tradisi yang dianggap kurang cocok dengan budaya ketimuran Nusantara.
Meski massa tidak mengganggu jalannya acara, karena insiden tersebut mau tidak mau panitia harus memikirkan tempat baru.
Namun, pihak panitia yang diwakili oleh Sarah sempat membantah jika pemindahan lokasi DWP ke Bali karena protes massa.
“Bukan (karena protes). Sempat ada berita simpang siur (DWP) pindah karena takut atau apa,” jelasnya.
DWPX akan digelar di Taman Budaya GWK, Bali, selama tiga hari, 7-9 Desember 2018.